Saat Itu, Seluruh Dokter Memberikan Hormat Pada "Anak 11 Tahun" Ini, Karena Ia Telah Melakukan "Hal yang Sangat Mulia" Ini!

Usianya baru berumur 11 tahun, tapi ia harus divonis kanker otak. Namanya adalah Liang Yaoyi, seorang murid SD di Shenzhou. Sebelum pergi, ia ingin mendonasikan ginjal dan hatinya. Tanggal 6 bulan 6, keinginannya tercapai, organ yang didonasikannya telah menyelematkan lebih banyak nyawa dalam 8 jam. Dalam ruang UGD, Yaoyi telah kehilangan kesadaran, tidak bisa menutup matanya sendiri, karena itu dokter mengoleskan salep pada matanya.



Karena menderita tumor otak, ia pernah ingin mengubah cita-citanya. Jika saja ia bisa sembuh, ia ingin menjadi seorang dokter, untuk menyembuhkan lebih banyak orang.


Sebelum itu, ia ingin menjadi seorang bos besar, punya banyak uang dan dapat berbakti pada mama. Namun, sangat menyedihkan, dia sudah tidak bisa menjadi dokter lagi, dia memutuskan untuk menyumbangkan organnya, dan menyumbangkan mayatnya untuk sekolah kedokteran. Dengan begini, ia juga sekaligus menggapai mimpinya untuk masuk ke sekolah kedokteran.

Gambar diatas merupakan suasana setelah selesai operasi, dokter mendorong mayat Yaoyi keluar ruang operasi, dan menundukkan kepala sebanyak 3 kali kepada Yaoyi dan ibunya. Ibunya tak kuasa menahan tangisan sambil menutup mukanya.

Yaoyi adalah anak bungsu dikeluarga, meski memiliki kakak, namun dimata keluarga, dia bukanlah seorang anak yang manja. Tidak hanya itu, Yaoyi juga memiliki nilai yang bagus disekolah dan menjadi murid teladan.


Namun takdir menentukan hidup sesorang, penyakit telah membawa pahlawan kecil ini pergi. Gambar diatas adalah saat dimana ibunya sedang berjuang menahan air mata.

Gambar diatas diambil pukul 17:17, setelah operasi selesai, dokter memakaikan pakaian untuk Yaoyi, disampingnya ada dua kotak penghangat untuk menaruh organ yang didonasikan oleh Yaoyi, yaitu ginjal dan hati.


Diluar ruang operasi, saat ditanya mengapa mau menyumbangkan organ tubuhnya, Yaoyi mengatakan kepada mamanya, "saat datang ke shenzhou, aku melihat banyak orang mendonorkan darah, banyak orang berbuat amal, aku merasa mereka sangatlah hebat, aku juga mau seperti mereka."

Mamanya menerima sertifikat pendonoran organ dari Red Cross Society.

Di sekolah, Yaoyi duduk di baris paling depan.


Buku tugasnya dipenuhi oleh tulisan A dan A+ dari guru.

Kakaknya pun menyimpan baik-baik peninggalan adiknya.

Setelah kamu membaca artikel ini, kamu punya dua pilihan:
1. Kamu boleh membagikan artikel ini, membagikan sebuah kabar baik, agar lebih banyak kasih di dunia ini.
2. Kamu boleh tidak menghiraukannya sama sekali, seperti tidak pernah membacanya.

Mari mengucap syukur dan membantu orang-orang disekitar kita!

sumber: lookforward