Isu penculikan anak yang mencuat dalam seminggu terakhir benar-benar membuat orang ketakutan dan berdampak luar biasa, bahkan bisa memicu orang main hakim sendiri.
Ini misalnya dialami oleh seorang pemuda tak dikenal, Selasa (21/3/2017). Dia ditangkap warga dan dihajar beramai-ramai hingga babak belur hingga kepalanya robek dan berlumuran darah, di Kampung Ghendis, Desa Rabasan Timur, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang.
Mujur, sebelum pemuda yang belakangan diketahui bernama Fauzi (28), asal Bangkalan, mengalami hal yang lebih buruk lagi, dia diselamatkan oleh Sekretaris Desa Terrak, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Sumhali.
Sumhali berhasil mencegah dan membawa Fauzi pulang ke rumahnya untuk diamankan dari amukan warga. Karena kebetulan lokasi kejadian itu berdekatan dengan rumahnya.
Menurut sumber di lokasi kejadian, malam Senin (20/3/2017) malam, tidak diketahui bersama siapa, warga melihat korban Fauzi tidur di pinggir jalan pertigaan jalan Desa Rabasan Timur, Kecamatan Camplong, Sampang, yang lokasinya berbatasan dengan Desa Terrak, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan.
Saat itu, diantara warga mendekati korban dan mengajak bicara, namun jawabannya tidak nyambung, seperti orang yang mengalami gangguan jiwa, sehingga warga membiarkan korban tidur di pinggir jalan.
Esok harinya, korban terlihat berjalan kaki melewati depan SDN Rabasan II, Kecamatan Camplong, Sampang.
Pada saat itu, siswa SDN curiga melihat orang tak dikenal lewat depan sekolahnya, sehingga mereka berteriak lantang, sambil berlari mengatakan ada penculik.
Siswa itu berteriak, lantaran belakangan ini marak isu penculikan. Orang tua siswa berpesan kepada anak-anaknya, jika melihat orang tak dikenal, diminta kabur, memberitahu warga dan minta bantuan, agar anaknya selamat dari penculikan.
Karuan saja, teriakan siswa SDN itu mengundang perhatian warga sekitar. Lalu warga mendekati korban dan menanyakan siapa namanya dan dari mana, serta maksud kedatangannya.
\
Tapi korban diam tidak menjawab, hanya tolah-toleh. Begitu korban dibentak, baru menjawab, tapi asal jeplak saja. Jawabannya ngelantur tidak nyambung.
Mendengar hal itu, bagai dikomdo, warga beramai-ramai menyeret tubuh korban dan menghajar beramai-ramai, mulai dipukul, ditendang, dipentung hingga dilempari batu.
Bahkan di antara warga menyabetkan clurit ke tubuh korban, kepala korban luka sobek. Beruntung, saat itu Sekdes Sumhali berhasil mencegah dan membawa pulang dan menyembunyikan di rumahnya.
Ternyata di halaman rumah Sumhali, sudah menunggu ratusan warga, pria dan wanita, sebagian membawa pentungan kayu dan senjata tajam.
Mereka minta Sumhali menyerahkan korban kepada warga untuk dihakimi. Namun Sumhali tidak menyerahkan dan membawa korban ke dalam rumah.
Karena jumlah warga yang berkerumun kian membludak dan berteriak-teriak hendak membunuh Sumhali jika tidak menyerahkan korban, Kapolres Pamekasan, AKBP Nowo Hadi Nugroho dan anak buahnya, serta Kapolres Sampang, AKBP Tofik Sukendar, serta anggota Brimob datang ke lokasi untuk mengamankan situasi.
Setelah berjalan selama empat jam, sekitar pukul 16.20 WIB, korban berhasil dievakuasi petugas untuk dibawa ke Polres Pamekasan.
Tapi karena massa terus mengejar dan hendak mengadili korban, petugas terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan ke udara sebanyak tiga kali. Barulah warga mundur menjauh dari mobil petugas yang mengevakuasi korban.
“Kami melihat orang itu (korban Fauzi, Red) tadi malam tidur di pinggir jalan. Tingkahnya seperti orang tidak waras. Jadi informasi orang itu hendak menculik anak tidak benar, namun warga keburu termakan isu,” ujar Sumhali.
Kapolres Sampang AKBP Tofik Sukendar, yang dimintai konfirmasinya mengatakan, pemuda yang beralamatkan Surabaya ini sudah diamankan di Polres Sampang.
Tapi korban diam tidak menjawab, hanya tolah-toleh. Begitu korban dibentak, baru menjawab, tapi asal jeplak saja. Jawabannya ngelantur tidak nyambung.
Mendengar hal itu, bagai dikomdo, warga beramai-ramai menyeret tubuh korban dan menghajar beramai-ramai, mulai dipukul, ditendang, dipentung hingga dilempari batu.
Bahkan di antara warga menyabetkan clurit ke tubuh korban, kepala korban luka sobek. Beruntung, saat itu Sekdes Sumhali berhasil mencegah dan membawa pulang dan menyembunyikan di rumahnya.
Ternyata di halaman rumah Sumhali, sudah menunggu ratusan warga, pria dan wanita, sebagian membawa pentungan kayu dan senjata tajam.
Mereka minta Sumhali menyerahkan korban kepada warga untuk dihakimi. Namun Sumhali tidak menyerahkan dan membawa korban ke dalam rumah.
Karena jumlah warga yang berkerumun kian membludak dan berteriak-teriak hendak membunuh Sumhali jika tidak menyerahkan korban, Kapolres Pamekasan, AKBP Nowo Hadi Nugroho dan anak buahnya, serta Kapolres Sampang, AKBP Tofik Sukendar, serta anggota Brimob datang ke lokasi untuk mengamankan situasi.
Setelah berjalan selama empat jam, sekitar pukul 16.20 WIB, korban berhasil dievakuasi petugas untuk dibawa ke Polres Pamekasan.
Tapi karena massa terus mengejar dan hendak mengadili korban, petugas terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan ke udara sebanyak tiga kali. Barulah warga mundur menjauh dari mobil petugas yang mengevakuasi korban.
“Kami melihat orang itu (korban Fauzi, Red) tadi malam tidur di pinggir jalan. Tingkahnya seperti orang tidak waras. Jadi informasi orang itu hendak menculik anak tidak benar, namun warga keburu termakan isu,” ujar Sumhali.
Kapolres Sampang AKBP Tofik Sukendar, yang dimintai konfirmasinya mengatakan, pemuda yang beralamatkan Surabaya ini sudah diamankan di Polres Sampang.
Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2017/03/24/gara-gara-siswa-sd-iseng-pria-sampang-ini-dihajar-ratusan-warga-2-kapolres-sampai-turun-tangan?page=3