Kejadian yang menimpa para penumpang sebuah lift jatuh di Blok M Square, pada Jum'at 17 Maret 2017 lalu mungkin tidak hanya memengaruhi para korban yang berada di dalamnya saja. Gak mustahil kejadian ini memicu trauma dan ketakutan di diri kamu-kamu yang biasa menggunakan elevator atau lift dalam kehidupan sehari-hari.
Terbayang betapa ngerinya jatuh dari ketinggian sambil terperangkap dalam kotak besi kecil. Terkurung dalam lift saja sudah jadi mimpi buruk bagi banyak orang, apalagi jatuh bersamanya. Sebenarnya kesempatan untuk selamat dalam kecelakaan lift jatuh itu ada gak sih?
Jawabannya ada, namun masih banyak salah kaprah mengenai cara yang benar. Nih, simak baik- baik di bawah ini!
1.Mungkin terdengar klise namun kamu HARUS berusaha untuk tidak panik!
Ketika panik kamu jadi gak bisa berpikir jernih dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelamatkan diri. Menangis dan berteriak-teriak saja gak akan membantumu. Tarik napas dalam dan tekan tombol bantuan lalu ambil langkah-langkah pencegahan untuk menahan benturan.
2. JANGAN berusaha melompat sebelum lift menghantam bumi, hal ini terbukti tak akan berhasil.
Mungkin kamu pernah dengar tips menghindari dampak tubrukan dengan melompat sebelum lift menghantam tanah. Sayangnya hal ini terbukti tidak efektif. Akan sangat sulit bagi kita untuk memperkirakan waktu tubrukan yang tepat.
Selain itu, walaupun kamu punya kekuatan mental dan fisik seorang atlet olympiade, kamu hanya bisa mengurangi kecepatan paling banyak 2 sampai 3 meter per jam. Kemungkinan besar kamu malah akan menabrak langit-langit lift dan jatuh ke lantai dengan lebih keras.
justify;">
3. Jika kamu membawa tas atau koper, tumpuk di lantai dan berdirilah di atasnya.
Jika kamu membawa tas atau koper, tumpuk rata di atas lantai lift dan berdirilah di atasnya. Tujuannya adalah membuat sebanyak mungkin jarak antara dirimu dengan lantai guna memberi tubuhmu waktu untuk mengurangi kecepatan saat lift itu mendarat.
4. Jika ada pegangan di dinding lift, rapatkan dirimu pada dinding dan rentangkan tanganmu untuk meraih pegangan tersebut.
Rapatkan dirimu dengan dinding, rentangkan tangan selebar mungkin dan berpeganganlah pada pegangan-pegangan tersebut. Tujuannya adalah mengurangi beban tumpuan pada kakimu.
5. Dalam lift yang penuh atau sempit, selain merapat ke dinding lemaskan kaki terutama lutut untuk bersiap "mengeper" dampak benturan.
Hal ini memang berisiko, pada kecepatan, momentum dan gaya gravitasi yang tinggi, tubuh akan menerima impact atau dampak yang sangat besar. Namun dengan melemaskan lutut diharapkan dampak itu bisa terdistribusi dengan lebih baik. Lebih baik jika dibandingkan dengan mengokohkan kaki yang berisiko membuatnya remuk akibat dampak tubrukan.
Meskipun bukan tanpa risiko, namun upaya mengendurkan kaki dan lutut ini akan dapat menyelamatkan organ-organ tubuh yang penting.
6. Apabila lift tersebut cukup kosong, rebahkan dirimu rata di lantai lift. Ini lebih baik daripada menahan hantaman berdiri di atas kedua kaki.
Sejauh ini langkah merebahkan diri ini dianggap yang paling aman dan paling tinggi kemungkinan selamatnya dibanding cara-cara lainnya. Buat dirimu terlentang di tengah lantai lift, dan gunakan kedua tangan untuk mengangkup bagian belakang kepala (seperti bantal saat tiduran) untuk melindunginya. Tutup mata dan berdoa yang terbaik.
Peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) merumuskan bahwa dengan cara ini dampak benturan dan gaya gravitasi akan dapat dibagikan atau didistribusikan secara merata ke seluruh tubuh dan mengurangi kerusakan organ.
7. Meski begitu, perlu diketahui cidera fatal atau kematian akibat lift jatuh sangat jarang terjadi; jadi kamu tak perlu terlalu paranoid.
Dari sebuah penelitan yang pernah dibuat di Amerika Serikat, angka kematian yang disebabkan oleh lift jatuh sangatlah kecil. Kecelakaan yang diakibatkan oleh lift lebih sering terjadi karena malfungsi pintu atau akibat jatuh ke dalam jalur lift yang kosong (bilik lift berada di atas pintu yang terbuka tersebut, sehingga menjadi jurang).
Selain itu sebagian besar lift di masa sekarang telah dilengkapi berbagai pengamanan seperti rem pengaman, peredam tubrukan, penyeimbang beban dan lain sebagainya untuk menjaga keamanan pengguna. Peluang untuk tewas karena lift jatuh hanya sekitar 0,00000015% menurut www.consumerwatch.com. Oleh karena itu, meski bukan kecelakaan yang mustahil, kamu tetap tak perlu terlalu khawatir saat menggunakan lift.
Kita memang selalu harus waspada, menggunakan lift dengan bijak adalah salah satu caranya. Jangan memaksakan dan berebutan untuk masuk jika lift itu sudah terlihat penuh atau kelebihan beban. Jika tak bisa menunggu, coba manfaatkan tangga atau eskalator. Perhatikan juga kondisi gedung tempat elevator itu, apakah tampak terawat dengan baik atau tidak.
Sumber : IDNtimes.com