Jalan Otista Raya, Jakarta Timur, siang itu terasa panas.Proyek perbaikan jalan menyebabkan debu berterbangan.Arus lalu lintas juga padat oleh kendaraan yang lalu-lalang.
Mira saat itu hendak menuju rumahnya dengan menggunakan ojekl online.
Ia terhenti seketika saat melihat seorang anak mendorong gerobak.
Langkah kaki kecil tanpa alas semakin memperberat beban gerobak yang ditariknya.
Bocah Kiki menemani ibunya, Ita (54) untuk meminum obat, Selasa (25/4).
Bocah Kiki menemani ibunya, Ita (54) untuk meminum obat, Selasa (25/4). (Warta Kota)
Namun sayangnya, tak ada seorang pun yang menolong bocah berumur 6 tahun tersebut.
Melihat pemandangan tersebut, Mira langsung meminta pengemudi ojek untuk berhenti.
Setelah memberikan ongkos, ia kemudian memintanya untuk pergi.
Rasa iba yang dirasakan Mira menyebabkan dirinya tak kuasa untuk tidak menolong bocah itu.
Ketika mendekat, ia terkaget-kaget karena melihat sesosok ibu yang terkapar di dalam gerobak.
Bocah tersebut menutupi ibundanya dengan kardus dan terpal agar tidak kepanasan.
Mira kemudian membantu bocah tersebut menuju mini market terdekat untuk membelikan obat-obatan beserta makanan.
"Saya gak tega ngeliatnya, kasihan gak ada yang nolong. Karena anak itu gak kuat narik gerobaknya," kata Mira di Jalan Otista Raya, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (25/4/2017).
Sudah seminggu sakit perut
Orang tua yang tergeletak di gerobak itu bernama Ita (54).
Wanita asal Madiun ini kesehariannya biasa diisi dengan kegiatan mencari rongsokan di sekitar wilayah Jatinegara.
Sedangkan anaknya bernama Kiki. Ia merupakan anak bontot dari 11 bersaudara.
Meski memiliki banyak anak, namun 6 orang anaknya yang sudah berkeluarga tinggal di Madiun.
Sedangkan 3 orang lainnya tinggal di Jakarta dan juga sudah memiliki keluarga.
Satu orang masih duduk di bangku sekolah kelas V SD.
Ita biasa berkelana dengan Kiki yang setia menemani ibunya siang dan malam.
Sedangkan suami Ita meninggal sekitar 5 tahun yang lalu.
Ita mengeluh mengalami sakit di bagian perut sekitar seminggu yang lalu.
Hal tersebut menyebabkan dirinya tak kuat mendorong gerobak hingga terpaksa meminta anaknya yang masih kecil untuk mendorong gerobak seberat kurang lebih 80 kilogram.
"Ibu gak kuat, sakit perut, punya maag. Mungkin karena telat makan terus," ungkapnya.
Beruntung, meskipun masih anak-anak, Kiki memahami hal yang harus ia lakukan sebagai seorang anak.
Permintaan sederhana dari ibunda dijalaninya dengan senang hati meskipun ia tak kuat mendorong gerobak seharian penuh.
"Kasihan mama saya, jadi saya yang dorong gerobaknya," tutur Kiki yang mengaku tak punya uang itu.
Menolak untuk dibawa petugas Dinsos
Saat diberitahu bahwa ada petugas dari Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Timur yang hendak datang untuk membawanya ke rumah sakit, Ita ketakutan.
Ia mengira bahwa dirinya akan ditangkap. Meski dibujuk, dirinya bersih keras menolak untuk dibawa.
Ia memilih untuk pergi meninggalkan mini market tepat di depan halte Bidara Cina Transjakarta.
Beberapa menit berselang, Petugas P3S Suku Dinas Sosial Jakarta Timur, Franciscus, datang ke tempat dimana Ita dilaporkan telah ditemukan.
Namun sayangnya ia telah pergi meninggalkan mini market tersebut.
Sumber : http://www.merdekasiana.com/2017/04/tak-punya-uang-seorang-bocah-di-jakarta.html