Naluri seorang fotografer daerah perang adalah mengambil gambar, apapun kejadian yang ada di depannya. Namun, ketika ada ledakan besar yang mengenai bus yang berisi ratusan pengungsi, fotografer ini melakukan hal yang berbeda. Melihat banyak korban ledakan, bukan insting fotografi-nya yang bergerak, melainkan insting kemanusiaannya.
"Suasana saat itu sangat menyeramkan, terutama ketika mendengar ratapan anak-anak yang sekarat di depanmu," Abd Alkader Habak, menceritakan pengalamannya.
"Jadi, aku dan rekanku menyingkirkan kamera kami dan mulai menyelamatkan orang-orang yang terluka."
Ledakan hebat tersebut dilaporkan telah menewaskan 126 orang. Meskipun sang fotografer tidak tahu apakah bocah laki-laki yang digendongnya itu selamat atau tidak, ia hanya berusaha berlari membawa anak itu ke ambulan. Habak berkata bahwa bocah itu masih bergerak dan bernafas. Fotografer lain menangkap momen keberanian Habak ini pada kameranya.
Fotografer itu kemudian memotret Habak yang terduduk di tanah, menangis di samping tubuh korban meninggal lain
Setelah membawa anak tersebut ke ambulans, Habak kembali berlari muntuk menyelamatkan korban lainnya. Sayang, karena kelelahan, ia akhirnya jatuh terduduk sambil menangis di dekat jasad korban.
"Aku terbawa suasana, apa yang aku dan rekanku lihat di lokasi sangat tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, sungguh menyeramkan."
Sumber; Teepr