MOHON SEBARKAN! Makanan - Makanan Yang Mengandungi Pengawet Mayat. Anda Pasti Akan Muntah Setelah Membacanya...


Pengetesan yang sama oleh Balai Besar POM Jakarta menunjukkan anggur yang diambil dari pasar swalayan lain tidak mengandung formalin. Tim Liputan6.com tidak menemukan perbedaan ketika membandingkan fisik dan bau dua sampel tersebut.

Kepala Balai Besar POM Jakarta Dewi Prawitasari mengatakan formalin pada anggur biasanya masuk ke dalam pori buah sehingga lebih susah untuk diperiksa tekstur dan baunya. Formalin pada pori buah inilah, katanya, yang sulit dibersihkan meski setiap pelanggan membilas anggur sebelum dimakan.

Dia membandingkannya dengan formalin pada tahu yang tersebar merata dalam seluruh adonan. Menurut dia, formalin pada tahu bisa dilacak dengan penciuman. Tahu berformalin biasanya memiliki bau kimia yang kuat. Sedangkan tahu yang bebas formalin mengeluarkan bau segar khas kedelai. Tahu berformalin juga mengalami perubahan tekstur menjadi lebih kenyal.

dasar mendengarkan penjelasan Badan POM mengenai bahaya formalin pada jajajan. (Liputan6.com/M. Khadafi)
Dokter forensik sekaligus pengajar dari Universitas Indonesia Djaja Surya Atmadja memberikan kiat yang sama untuk memeriksa kandungan formalin pada tahu. Menurut dia, tekstur kenyal cenderung keras pada tahu bisa menjadi indikator keberadaan formalin. Tahu yang tidak membusuk dan berbau setelah dibiarkan lebih dari 6 jam pada suhu kamar juga mengindikasikan adanya cemaran formalin.
Tim Liputan6.com menguji tahu yang dijual di pasar tradisional menggunakan alat uji seperti yang digunakan Balai Besar POM Jakarta. Sampel tahu yang dikumpulkan dari tiga pasar tradisional di Jakarta Selatan menunjukkan keberadaan formalin–ditunjukkan dengan perubahan warna sampel menjadi ungu ketika dicampur cairan pengujian. Tahu berformalin itu bertekstur keras dan berbau khas zat kimia.
Balai Besar POM Jakarta rutin mengirimkan mobil laboratorium keliling ke sekolah-sekolah. Pengujian lapangan di salah satu sekolah dasar di Jakarta Selatan menunjukkan formalin juga masih beredar di jajanan untuk anak-anak.
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Badan POM Suratmono mengatakan terjadi penurunan temuan pencemaran makanan oleh zat berbahaya seperti formalin. Menurut dia, tingkat pencemaran bahan berbahaya secara nasional pada 2010 mencapai 45 persen. Badan POM mengkategorikan makanan tercemar ini sebagai makanan tidak memenuhi syarat. Tahun lalu, level pencemaran itu menurun menjadi 23 persen. “Penyalahgunaan bahan berbahaya (seperti formalin) sekitar 4-6 persen,” katanya ketika ditemui di Jakarta, Kamis, 18 Februari 2016.

Mi kuning basah termasuk jenis makanan yang paling sering bercampur formalin selain tahu dan bakso. (Liputan6.com/M. Khadafi)
Menurut dia, penurunan temuan pencemaran formalin itu terjadi di seluruh provinsi. Namun, dia menyebut DKI Jakarta masih menjadi daerah dengan temuan tertinggi di Indonesia.
Badan POM, Suratmono menjelaskan, menggalakkan program ‘pasar aman’ di seluruh Indonesia. Program ini memantau 77 pasar yang dipilih sebagai pasar percontohan yang bebas makanan tidak memenuhi syarat. Di Jakarta terdapat 5 pasar percontohan ini.
Badan POM melakukan inspeksi mendadak jajanan sekolah mengandung formalin di Jakarta, Senin (13/04/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Kepala Balai Besar POM Jakarta Dewi Prawitasari membenarkan terjadinya penurunan temuan makanan berformalin di lima pasar percontohan. Data Balai Besar POM menunjukkan level makanan tidak memenuhi syarat mencapai 23,2 persen pada 2013. Angka ini menurun menjadi 14,8 persen pada 2015.

Ihwal posisi DKI Jakarta sebagai pemuncak provinsi dengan tingkat pencemaran formalin dan zat berbahaya, dia beralasan lantaran Balai Besar POM DKI Jakarta paling sering melakukan pengujian ke pasar. Tingginya frekuensi pengujian itu, katanya, menyebabkan lebih banyak temuan di lapangan. “Setiap pekan kami mengirimkan laboratorium bergerak ke pasar-pasar,” ujar Dewi.
Dari hasil penelitian datas sebaiknya kita harus lebih hati – hati terhadap makanan yang tak asing lagi kita jumpai, dan jangan lagi makan makanan yang dudah d teliti diatas ( di kutip dari liputan 6 )
silahkan bagikan dan sebarkan …