Ini adalah cerita nyata yang sangat menginspirasi dan mengharukan. Suatu hari, seorang anak berusia 7 tahun pulang ke rumah dan memberikan selembar surat pada ibunya, "Kata ibu guru, surat ini cuman boleh dilihat sama mama."
Setelah membaca surat tersebut, ibunya menangis, anak laki-laki itu bertanya apa isi surat yang dipegang ibunya. Ibunya membacakan suratnya dengan kencang, "Anakmu adalah seorang jenius, sekolah terlalu kecil untuk dia, tidak ada guru yang memenuhi standar untuk mengajarnya, mohon Anda didik sendiri."
Betahun-tahun kemudian, ibu dari anak laki-laki ini meninggal dunia, sedangkan anak ini sudah menjadi seorang yang sangat berhasil. Suatu hari dia sedang membereskan barang-barang di rumah dan menemukan, selembar surat yang dahulu ia berikan pada ibunya. Dia membuka surat itu, dan menemukan kalau ternyata isinya sangat berbeda dengan apa yang diucapkan ibunya puluhan tahun lalu.
Di dalam surat itu tertulis, "Anakmu memiliki masalah mental, kami memutuskan untuk tidak membiarkan dia datang lagi belajar ke sekolah."
Dia menangis berjam-jam lamanya, kemudian dia menuliskan dalam buku hariannya, "Thomas Alva Edison adalah seorang anak yang memiliki masalah mental, namun di bawah didikan ibunya, dia menjadi orang jenius."
Cerita di atas adalah cerita seorang Edison, ilmuwan besar yang sempat dihina karena memiliki masalah mental. Dia pernah dikeluarkan dari sekolah, dan dididik sendiri oleh ibunya.
Semua orang pasti mengetahui kalau Edison adalah seorang ilmuwan yang sangat besar dan berhasil, dia sangat berbakat dan jenius. Namun masa kecilnya sama sekali tidak bahagia. Semua guru di sekolah tidak menyukainya, karena dia dinilai sangat bodoh dan tidak bisa diajar. Ayahnya sering mengira kalau dia memiliki masalah kejiwaan. Edison baru bisa bicara di usia 4 tahun, dokter pun mengatakan kalau kemungkinan otaknya mengalami gangguan dan kerusakan. Sejak kecil dia sering sakit, banyak orang mengira hidupnya tidak akan lama.
Tapi di saat semua orang menyerah padanya, namun masih ada satu orang yang begitu mempercayainya, dia adalah ibu Edison, Nancy Matthews Elliott. Dia tidak pernah menyerah akan anaknya, bahkan selalu mendukung dan memberikan cintanya.
Edison dikeluarkan dari sekolah hanya dalam 3 bulan sekolah, berikutnya dia diajar oleh ibunya sendiri. Nancy mengajarkan matematika, bahasa, kenudayaan, ilmu pengetahuan dan hal lainnya. Dia kadang mengajarkan anaknya dari kehidupan sehari-harinya. Kalau Edison bertanya padanya, ia tidak akan memberikan jawaban pasti, mereka akan bersama-sama mencari jawaban itu dari banyak buku dan berpikir bersama, bahkan mereka memiliki ruang praktek untuk melakukan banyak percobaan.
Setiap kali percobaan edison gagal dan dia merasa sedih, ibunya selalu memeluknya dan mmenghiburnya. Suatu kali, ada kecelakaan sehingga Edison harus kehilangan pendengarannya, dia sangat sedih. Namun ibunya memeluknya dan berkata, "Sedikit tidak jelas mendengar tidak apa, kamu masih punya tubuh yang sehat, mata dan hidung yang indah. Asalkan kamu semangat belajar, kamu pasti punya masa depan yang terbuka. Kamu tidak boleh menyerah!"
Tidak peduli mengalami berapa hambatan sekalipun, ada ibunya yang selalu menemaninya. Akhirnya Edison tumbuh menjadi seseorang yang sangat kuat dan tidak takut kegagalan. Sebelum dia menciptakan lampu listrik, dia pernah gagal lebih dari 10.000 kali, namun karena pantang menyerah, akhirnya dia mendapatkan keberhasilannya.
Ibunya yang selalu setia mendukungnya, memberi pengaruh besar dalam hidup Edison. Kalau tidak ada ibunya, mungkin kini tidak ada Edison yang menciptakan banyak sekali penemuan penting bagi kemajuan hidup dunia ini.
Edison berkata, "Aku tidak gagal, aku hanya berhasil menemukan 10.000 cara yang tidak begitu cocok." "Di dalam hidup ini ada banyak kegagalan hanya karena menyerah di langkah terakhir sebelum ia berhasil."
Ibunya benar-benar seorang wanita yang sangat hebat ya sobat cerpen! Karena kegigihannya, dia bisa mendidik seorang penemu paling berbakat dan mengubah dunia!
sumber : lookforward